Senin, 20 Desember 2010

Bruno Mars "Just The Way You Are"

Oh her eyes, her eyes
Make the stars look like they're not shining
Her hair, her hair
Falls perfectly without her trying

She's so beautiful
And I tell her every day

Yeah I know, I know
When I compliment her
She wont believe me
And its so, its so
Sad to think she don't see what I see

But every time she asks me do I look okay
I say

When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are

Her nails, her nails
I could kiss them all day if she'd let me
Her laugh, her laugh
She hates but I think its so sexy

She's so beautiful
Bruno Mars Just The Way You Are lyrics found on http://www.directlyrics.com/bruno-mars-just-the-way-you-are-lyrics.html

And I tell her every day

Oh you know, you know, you know
Id never ask you to change
If perfect is what you're searching for
Then just stay the same

So don't even bother asking
If you look okay
You know I say

When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are

The way you are
The way you are
Girl you're amazing
Just the way you are

When I see your face
There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are

Jumat, 06 Agustus 2010

Putri yang Mencari Hati Raja

Nun jauh disana,,,,
Jauh dari keramaian kota, yang begitu tenang, teduh, segarnya udara pagi dan begitu anggun untuk dinikmati, seanggun kisah cinta sepasang muda mudi cilik yang masih ingusan dan terjebak dalam kisah cinta monyet, Raja dan Putri (ya….bagi mereka berdua itu adalah hal yang belum pernah mereka rasakan dan sangat berarti bagi keduanya dan mungkin lebih tepatnya cinta yang tak berujung…hehe).

Putri sosok gadis cilik yang saat itu tak tahu apa-apa, Putri yang begitu polos, Putri yang sangat kesepian ditengah-tengah keluarga dan harus memikirkan bagaimana hari esok kelak? Namun semua itu terhapus, disaat pagi tiba untuk memulai hari dan berangkat ke sekolah yang sangat dekat dengan rumahnya. Tentu saja, karena hanya di sekolahlah Putri dan Raja dapat bertemu dan itu membuat segala beban Putri hilang...saat disamping Raja.

Walau saat itu usia mereka masih belia dan mereka berdua tahu kalau “pacaran itu kata mamah ga boleh”. Tapi dengan dorongan hati yang saat itu membara, semuanya tak jadi masalah untuk mereka berdua, karena “mamah ga akan tau ko”. Banyak hal yang mereka lalui selama di sekolah. Saling melirik satu sama lain saat akan dimulainya pelajaran adalah hal yang tak pernah terlewatkan, atau mencoba berkirim pesan lewat teman. Dalam hati Putri berucap “Semoga Raja beneran jadi pacar Putri selamanya...”, diakhiri dengan senyum kecil di ujung bibirnya. Dan Raja, dia selalu memberikan tatapan yang sejuk dan senyuman manis yang selalu tersungging di bibirnya untuk Putri. Namun saat pulang sekolah semuanya berubah, tak ada sosok Raja di rumahnya, begitu pun sebaliknya. Mereka terlalu lugu untuk sekedar ‘berkencan’ saat itu. Untuk menghilangkan rasa kangen, yaaa jalan satu-satunya adalah saling berkirim surat lewat sahabat.

Cinta putih pun bersemi di dalam hati kedua insan muda mudi cilik itu. Dikala langit biru memayungi hati mereka dan indahnya danau yang terbentang luas dihadapan Putri seakan berkata bahwa cinta mereka bukan hanya seluas danau dihadapannya kini, tapi lebih luas lagi...mungkin seluas lautan tak berujung. Danau yang dikelilingi hijaunya pohon dan harumnya bunga yang saat itu tak sungkan menebarkan wanginya keseluruh penjuru di danau itu dan Putri yang mencuri-curi waktu untuk bertemu Raja di tepi danau menghirup betapa segarnya udara yang bercampur wangi bunga. Tak lama kemudian, seseorang yang ditunggu-tunggu pun muncul. Dari kejauhan Raja melambaikan tanggannya dan disambut oleh lambaian mungil tangan Putri. Dalam hati mereka berdua menyimpan begitu besar harapan agar mereka tetap bersama. Raja berlari kecil menghampiri Putri seolah tak ingin membiarkan Putri menunggu terlalu lama. Raja tampak begitu ceria dengan senyum manis yang selalu tersungging di bibirnya.
“Maaf ya Put...tadi mama nyuruh Raja bantuin papa nyuci motor. Lama ya nungguinnya?”, dengan wajah memelas berharap Putri tidak marah padanya karena menunggu terlalu lama.
“Oooo...ga apa-apa ko Ja...”, jawab Putri malu-malu.
Mereka berdua pun duduk di tepi danau yang begitu tenang dan hembusan angin sesekali memainkan rambut Putri yang terurai. Raja pun membuka percakapan.
“Sebentar lagi kita lulus, Putri mau lanjutin sekolah dimana?”, tanya Raja.
“Putri lanjutin di sini, Raja juga kan?”, jawab Putri dengan melirik ke sosok yang ada disampingnya, dengan tersenyum Raja menjawab.
“Iya...Raja juga disini ko. Kita akan sekelasa ga ya? Raja harap kita bisa sekelas, kan enak tiap hari bisa ketemu, tanpa harus nyari ke kelas-kelas, iya kan?”
“Semoga aja ya! Putri juga pengennya gitu...tapi kan pihak sekolah sana yang nentuin....hmmm...”.
Angin lembut membawa keduanya larut dalam ketenangan dan angan-angan yang ada di benak masing-masing. Tiba-tiba Raja berkata, “Putri...Raja pengen ngelindungin Putri dari orang-orang yang gangguin Putri, Raja ga mau Putri sedih, Raja akan membuat Putri bahagia selamanya....”
Untuk beberapa saat Putri terpaku pada sosok disampingnya, seakan pohon-pohon yang ditiup angin dan riak air danau berhenti, terhipnotis oleh apa yang baru di katakan Raja padanya. Bibir tipisnya mengembangkan senyum yang indah, karena dia tak tahu harus berkata apa. Raja pun memegang lembut tangan Putri, dan Putri pun akan selalu mengingat kisah indah ini.

Raja dan Putri kini memasuki babak baru...Ya! sekolah baru, teman baru, seragam baru dan pelajaran yang baru pula. Namun mereka tidak sekelas, tidak seperti apa yang diharapkan ketika berbincang ditepi danau waktu itu. Walaupun begitu tidak membuat mereka untuk tidak saling bertemu. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama seperti berangkat dan pulang sekolah bersama, makan siang bersama, dan terkadang belajar kelompok pun bersama.

Tiga tahun itu membuat mereka semakin erat, namun tiga tahun itu adalah waktu yang sangat singkat bagi keduanya. Karena pada akhirnya mereka akan berpisah untuk waktu yang tidak dapat dipastikan.....
Di tepi danau yang tenang itu, mereka bertemu untuk kesekian kalinya, namun kali ini bunga-bunga tidak bermekaran seperti tiga tahun silam ketika Raja mengatakan akan membahagiakan Putri untuk selamanya.
“Raja...”, Putri memulai pembicaraan, “Putri akan pindah dari desa ini ke kota...”
Raja yang duduk disampingnya mendadak berubah posisi menghadap Putri.
“Pindah?!! Kalau pindah, berarti sekolah Putri juga pindah donk??”, dengan raut muka tak percayanya.
“Iya....”, jawab Putri disertai anggukan lesu.
“Putri pindah, soalnya orang tua Putri dipindah tugasin, makanya keluarga sepakat untuk pindah.”
Raja hanya diam tertunduk, seakan mulutnya terkunci, namun tak lama kemudian dia berkata dengan suara lirih, “Raja udah janji untuk menjaga Putri, ngelindungin Putri, buat Putri bahagia selamanya...kalau Putri pindah, Raja gimana.....?”
Mata sayu Putri pun mulai berkaca-kaca, tak tahu harus berkata apa, butiran air mata pun jatuh di pipi Putri...mata yang sayu itu pun tak mampu menampung luapan kesedihan yang kini menghadapinya, menangis...itulah yang kini Putri lakukan. Namun Raja mencoba menenangkan tangisan Putri dengan memeluk gadis yang dia kenal sejak kecil itu, walau sebenarnya hati Raja tidak menginginkan hal ini terjadi. Di pelukan Raja, Putri merasakan sesuatu yang tenang...setenang danau dihadapan mereka kini. Bila boleh Putri memilih antara pindah ke kota dengan dipelukan Raja, tentunya dipelukan Rajalah yang akan Putri pilih, karena hanyalah Raja yang mampu memberikan kebahagiaan di hati Putri.

Tujuh tahun berlalu dari semua kenangan itu, namun tidak membuat Putri melupakan Raja. Putri berusaha untuk mencari keberadaan kekasih hatinya yang kini tak tahu dimana dan untuk siapa kini hati Raja berlabuh. Apakah Raja masih seperti yang dulu, tersenyum manis dan ceria? Putri tak tahu....Namun satu hal yang Putri ingat adalah, bahwa Raja akan membahagiakan Putri selamanya dan Putri masih berharap Raja untuk berada di sisinya. Cinta monyetnya sekaligus cinta pertamanya akan selalu tertanam di relung hatinya. Putri berharap suatu hari nanti atau bahkan dikehidupan yang abadi, Raja meraih tangan Putri dengan senyum manis itu dan tak pernah melepasnya lagi....

Dan danau itu...
Putri ingin mengunjunginya sekali lagi, disaat Raja berada disisinya untuk menikmati dan menyelami kenangan-kenangan yang terlewatkan bersama bunga-bunga yang bermekaran menebarkan wanginya ke seluruh sudut ruang jiwa.

Depok, 22 Juni 2007
Jumat 02.00 WIB


Mellanie

Selasa, 13 April 2010

CONDUCT DISORDER

A. Pendahuluan
Di antara permasalahan yang acapkali dihadapi sejumlah keluarga, lembaga sekolah, dan badan-badan penampungan anak adalah kecenderungan anak untuk mengacau, menyakiti, dan mengganggu orang lain. Perilaku dan perbuatan tersebut akan menimbulkan berbagai kesulitan dan kekacauan. Bahkan, kecenderungan buruk itu dapat memicu kedua orang tua sang anak—baik penindas maupun tertindas—untuk selalu bertengkar sengit.
Seorang anak yang di lorong-lorong jalan atau sekolah—dengan alasan apapun—suka berbuat jahat kepada anak-anak lain, menyakiti anak yang lebih kecil atau lebih besar dari dirinya, suka menarik rambut anak perempuan sampai menangis, tentunya akan merepotkan orang tuanya, sekaligus menimbulkan kejengkelan dan kekesalan orang tua anak yang disakiti.

B. Pengertian
Conduct disorder atau perilaku mengganggu atau mengacau merupakan suatu pola negativistik, permusuhan dan perilaku menentang yang terus-menerus tanpa adanya pelanggaran serius terhadap norma sosial atau hak orang lain. Biasanya dimulai pada usia 6-8 tahun dan tidak lebih dari masa remaja. Lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan pada anak lelaki. Ciri-ciri umum conduct disorder antara lain:
  1. Sering berdebat dengan orang tua
  2. Sering kehilangan kendali
  3. Mudah marah dan benci jika digangggu orang lain
  4. Sering menggertak, mengancam, menakut-nakuti orang lain
  5. Sering memulai perkelahian fisik
  6. Melakukan kekejaman fisik terhadap orang lain atau hewan
  7. Secara sengaja merusak harta benda orang lain
  8. Berbohong untuk mendapatkan barang atau persetujuan, atau unyuk menghindari kewajiban
  9. Mencuri
  10. Sering bermain diluar rumah pada malam hari atau kabur dari rumah
  11. Sering membolos sekolah dan sering melanggar peraturan

Biasanya lebih sering ditemukan pada seting rumah dan bukan diluar rumah dan biasanya lebih sering terjadi pada orang yang dikenal baik. Dalam beberapa kasus maksimal adalah teman sendiri. Anak dengan gangguan ini biasanya tidak merasa dirinya sebagai penentang, tetapi mengakui bahwa perilaku yang ditunjukkan adalah sebagai respon terhadap keadaan yang tidak dapat diterima.

C. Penyebab Conduct Disorder
Penyebab seorang anak memiliki perilaku mengganggu atau mengacau semacam itu menyimpulkan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:

1. Mental (kejiwaan), meliputi:
Anggapan bahwa orang-orang dimaksud berusaha menghalangi usahanya meraih tujuan
Kegagalan dan kekurangan. Dalam hal ini, tindakan mengganggu dan menyakiti merupakan usaha menutupi kegagalan dan kekurangan dirinya, serta demi mendapatkan ketenangan batin
Ingin melenyapkan berbagai ganjalan yang bersemayam dalam jiwanya. Ganjalan jiwa tersebut mendorong munculnya berbagai kelainan sikap dan perilaku
  • Perasaan congkak dan sombong
  • Perasaan bersalah dan berdosa, sehingga menyebabkan sang anak selalu gelisah. Dalam hal ini, dia akan melakukan apa saja demi memperoleh ketenangan jiwa
  • Kelainan jiwa; sang anak menganggap dirinya singa yang buas, yang siap menerkam dan mencabik-cabik orang-orang di sekitarnya. Gangguan psikopatis yang menjadikan sang anak bersikap dan berperilaku abnormal serta cenderung ofensif (menyerang)
  • Ingin memperingatkan diri sendiri agar dihukum orang lain
  • Perasaan hina dan rendah diri (inferior). Tindakan mengganggu dan menyakiti sesama dimaksudkan untuk mematahkan perasaan tersebut
  • Perasaan lemah dan tak mampu mnyelesaikan berbagai kesulitan masa lalu
  • Trauma masa lalu
  • Timbulnya gejolak kejiwaan yang diarahkan untuk melakukan perlawanan. Dalam hal ini, tindakan mengganggu dan menyakiti orang lain dijadikan alat meraih ketenangan dan ketentraman jiwanya

2. Emosi, meliputi:
  • Kurang atau bahkan tak pernah mendapatkan curahan kasih sayang. Keadaan ini membuat kehidupan sang anak gelap-gulita sehingga tak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
  • Berelebihan dalam memperoleh curahan kasih sayang. Keadaan ini mendorong sang anak banyak menuntut, serta menganggap orang lain berada dibawah kekuasaannya. Hal ini menjadikannya merasa bebas mengganggu dan menyakiti orang lain
  • Kedengkian, faktor ini kebanyakan muncul dalam diri seorang anak yang memiliki adik baru yang masih bayi. Ia beranggapan bahwa adiknya yang masih mungil itu telah merampas kasih sayang yang selayaknya ia terima. Namun, terdapat pula anak kecil yang mendengki saudaranya yang lebih besar atau anak bebal terhadap saudaranya yang cerdas
  • labil sehingga cenderung melakukan hal-hal yang tidak wajar
  • Keinginan memusuhi siapapun yang tidak disukai dan disenanginya. Ia selalu merasa dirinya tidak aman
  • Perasaan bingung dan gelisah. Dalam hal ini, sang anak kehilangan semangat serta mudah jengkel dan sakit hati. Hanya lantaran persoalan kecil dan remeh, ia langsung menggebu-gebu untuk melakukan pembalasan secara berlebihan
  • Cenderung melakukan sadisme. Dalam hal ini, ia merasa nikmat dan puas dalam melakukan tindakan sadistis. Perasaan ini lebih banyak dipendam anak-anak yang telah dewasa
  • Kematian ayah atau ibu
  • Diskriminasi atau merasa dibeda-bedakan serta merasa tidak diperlakukan adil
3. Pendidikan
Ada kalanya kecenderungan menggangu atau menyakiti bersumber dari proses pendidikan. Disini anak belajar dan meniru perbuatan orang lain yang diyakininya dapat dijadikan sarana yang mempermudahnya dalam meraih tujuannya.
Betapa banyak orang tua yang sacara tidak sadar, menerapkan sistem kekerasan dalam lingkungan rumah tangganya. Atau berlebihan dalam megasihi dan menyayangi anak. Cara-cara semacam itu hanya akan merusak dan menghancurkan kehidupan anak-anaknya di masa depan. Mereka akan unjuk kekuatan dan kekerasan yang lama kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan yang tak terpisahkan.
Kecenderungan seperti itu juga dapat berasal dari doktrin lingkungan setempat, baik sengaja maupun tidak.

4. Sosial
Kecenderungan anak mengganggu dan menyakiti adakalanya bersumber dari masyarakat:
  • Pergaulan dengan anak-anak amoral. Sang anak cenderugn meniru dan mengikuti tingkah laku mereka yang jahat dan suka menyakiti sesama.
  • Anak yang hidup dan dibesarkan di tengah-tengah lingkungan yang dipenuhi tindak kekejaman dan kekerasan.
  • Hubungan serta pergaulan yang dijalin bersifat amoral dan asusila. Seorang anak yang masa kanak-kanaknya pernah dizalimi, disakiti, atau dilecehkan secara seksual, pada umumnya akan cenderung menyakiti siapapun yang dianggapnya lemah.
  • Dikarenakan ingin meniru dan membalas dendam. Ketidakmampuan untuk membalas dendam terhadap berbagai perlakuan kasar yang ia terima, akan menyebabkan dirinya berbuat kasar dan manyakiti orang lain.
  • Berasal dari tingkat ekonomi yang kurang berada dan tidak mampu mencapai status sosial yang bagus, karena ingin memiliki materi-materi (barang-barang) yang tidak dapat dimiliki dengan cara yang tidak daptditerima secara sosial dalam masyarakat.

5. Kehidupan
Sejumlah pakar psikologi meyakini bahwa faktor kehidupan dan genetik dapat mendorong anak menggangu dan menyakiti orang lain. Mereka menyatakan bahwa secara fitriah dan kodrati, sebagian manusia itu memiliki kecenderungan jahat dan menyimpang. Hal itu disebabkan karena mereka memiliki kelebihan kromosom.
Disamping itu , kita juga harus menyadari bahwa faktor kehidupan juga dapat mempengaruhi sejumlah perkara. Misalnya, buruk rupa, menderita sakit kronis yang berkepanjangan, kurang tidur, mudah letih gangguan syaraf, dan gangguan pencernaan.
Seorang anak yang menderita penyakit yang susah untuk disembuhkan dan senantiasa diejek oleh temannya lantaran memiliki kekurangan atau cacat, atau kondisi syaraf yang rentan dan mudah tersinggung, besar kemungkinan akan melakukan tindakan buruk dan tercela. Jadi tindakan menyakiti bukanlah sepenuhnya berasal dari fitrah dan kodratinya, melainkan lingkungan dan kondisi yang terbentuk didalamnya. Pedapat ini sesuai dengan Islam; tindakan criminal , kekerasan, dan penyimpangan pada dasarnya berakar dalam batang tubuh masyarakat.

6. Lain-lain
Di antara sejumlah faktor yang telah disebutkan, masih terdapat sejumlah faktor lain yang mendorong seorang anak menyakiti sesamanya, antara lain:
  • Faktor pertumbuhan sikap dan kebiasaannya. Sewaktu berusia 2 tahun, sang anak misalnya suka mencakar, merebut, menendang, menarik rambut dan sejenisnya. Semua itu termasuk dalam kategori menyakiti dan akan kian menjadi-jadi seiring dengan proses pertumbuhan dirinya.
  • Merasa memiliki. Perasaan ini mulai muncul sejak sang anak mulai menginjak usia 3 tahun. Dalam hal ini, sang anak akan berusaha menjaga dan mempertahankan kepemilikannya dengan menggunakan cara-cara yang beraroma kekerasan.
  • Ketidaksanggupan memberi kejelasan kepada orang tua (kedua orang tua tidak mampu memahami ucapan dan perkataan sang anak). Akibatnya, demi melampiaskan kekesalannya itu serta menenangkan hatinya, ia akan menjerit, memporak-porandakan benda-benda disekitarnya, memukul orang lain, dan sebagainya.
  • Memakasa kedua orang tua menuruti keinginannya. Caranya adalah dengan menjadikan kedua orang tuanya merasa bosan dan jemu. Sang anak beranggapan bahwa itu semata-mata merupakan haknya.
  • Egoisme berlebihan. Dalam keadaan ini sang anak menganggap orang lain tak lebih sebagai budaknya belaka yang dapat diperlakukan sesuka hati dan harus menuruti kemauannya.
  • Penyikasaan dan penganiayaan anak. Misalnya trumatis, anak menjadi sangat waspada secara berlebihan, selalu curiga dengan lingkungan, tidak mampu mengekspresikan perasaan sehingga sangat mudah meledak dan juga sangat agresif dan sering bersikap kejam.

D. Individu yang Menjadi Korban
Conduct disorder tidak membeda-bedakan korban antara yang kecil dan yang besar, kuat maupun lemah. Ia tak ubahnya seekor kalajengking yang akan menyengat apapun yang ada disekitarnya; jiak mampu akan disengatnya, jika tidak akan melarikan diri.
Disamping itu, anak-anak yang suka mengganggu dan meyakiti orang lain—sesuai tingkat kecerdasan dan pengetahuannya—akan menjadikan anak-anak yang tidak terlalu berdampak negatif bagi dirinya sebagai sasaran. Sekalipun sebagian besar dari mereka sama sekali tidak memikirkan apapun dampak yang akan timbul darinya. Berdasarkan sebuah penelitian, disimpulkan bahwa tipe anak-anak yang cenderung dan disakiti antara lain:
  • Anak-anak penakut, lemah, tak mampu membela diri, serta tak punya kesanggupan untuk mengungkapkan ketertindasannya kecuali dengan menangis.
  • Anak-anak kecil yang tak punya kemampuan untuk melawan dan mempertahankan diri.
  • Anak-anak yang sibuk bermain dan menjalankan aktifitasnya, lalu tiba-tiba diserang dan diganggu
  • Anak-anak yang mengenyam pendidikan dengan benar, dimana harga dirinya tidak membenarkan untuk melakuakan pertengkaran dan perkelahian
  • Anak-anak yang sendirian dan tak punya pelindung, yang sering manyendiri di sudut-sudut tertentu seraya menyaksikan anak-anak lain beraktifitas
  • Anak-anak yang mudah percaya, atau bahkan kurang akal sehingga tak mampu memahami keadaan diri dan sekelilinganya
  • Anak-anak yang lebih besar dan dalam keadaan lengah juga dapat menjadi sasaran gangguan. Jelas itu akan secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi sehingga sang korban tidak menyadarinya dan tak dapat melakukan pembalasan

E. Dampak Untuk Masa Depan Anak Penderita Conduct Disorder
Bila tindakan mengganggu dan menyakiti anak lain hanya bersifat kebetulan semata dan hanya terjadi pada satu atau dua kasus saja, maka itu tidak terlalu mencemaskan; sang anak melakukan perbuatan tidak baik, kemudian menyesalinya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Namun, mala petaka akan segera muncul apabila perbuatan itu dilakukan secara berkelanjutan atau menjadi semacam kebiasaan.
Pribadi-pribadi smacam ini, dalam tempo yang tidak terlalu lama, akan tumbuh menjadi manusia yang zalim, kejam, dan bertindak kriminal. Sikap anti sosial kebanyakan muncul dari kebiasaan tersebut. Saking seringnya berebuat keburukan, mereka pun akan terbiasa dan tidak lagi merasa malu melakukannya. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka melakukan kejatan tersebut dengan tanpa sadar atau demi memuaskan kecenderungan batinnya.
Sebagian besar dari mereka yang telah berumah tangga melangkah diluar jalur keadilan dan tidak memiliki hubungna yang harmonis dengan anggota keluarganya. Mereka menganggap anak dan isterinya sebagai penyebab keguncangan dan kehancuran rumah tangga.
Tak kala seseorang memiliki kepribadian menyimpang kemudian hendak dipraktikan dalam kehidupannya, bila tidak mampu kepada oranglain, niscaya ia akan mempraktikannya kepada anggota kelurganya sendiri. Ia tidak lain dari orang yang zalim. Baginya, masalah keadilan sama sekali absured dan nihil belaka.
Begitu pula dengan kelompok anak-anak yang memiliki kecenderungan yang sama. Dimasa datang, mereka tak akan tumbuh menjadi orang-orang yang disenangi dan dikerumuni teman-temannya. Orang-orang yang mendekati atau berada di sekelilingnya hanyalah orang-orang yang memiliki kebutuhan yang sangat mendesak, atau merasa takut dan ngeri terhadap kebengisannya. Orang-orang semacam ini tak akan merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Sikap dan perbuatannya semata-mata mengobarkan api permusuhan. Jelas, itu tidak akan menarik orang lain untuk menjadi sahabatnya. Ditengah masyarakat mereka tak punya kehormatan dan harga diri.

F. Contoh Kasus
Julie seorang anak yang mengidap penyakit bipolar (salah satu jenis gangguan conduct disorder). Julie sangat mudah kesal sejak lahir. Dia jarang tidur dan tidak bisa ditenangkan. Suatu hari sewaktu Julie berusia enam tahun, dia marah kepada ibunya karena memberinya waktu istirahat. Untuk sementara lantai atas sangat sepi, yang sebenarnya tidak biasa, dan ibunya naik ke atas untuk melihat Julie. Ibunya melihat Julie sedang memasang sekitar 50 jepit rambut di atas tangga, sengaja di posisikan berdiri di atas karpet. Itu sebenarnya diperuntukkan bagi ibunya saat melangkah.
Keluarganya sudah mengalami hampir tiga tahun keadaan Julie seperti itu. Setidaknya satu kali sehari, Julie mangamuk sampai dua jam. Dia akan berteriak dan berguling-guling di lantai. Dia seperti mempunyai kekuatan manusia super dan sering memukuli ibunya. Banyak kejadian saat ibunya harus mengekang Julie dan menjaganya untuk tidak menyakiti orang lain. Dia akan menendang, memukul, mencubit, menggigit, meludahi, bahkan membenturkan kepala ibunya. Dia mempunyai pandangan liar di matanya yang nyaris seperti hewan yang akan meledak memperjuangkan kehidupannya.

G. Terapi Untuk Conduct Disorder
Ada metode-metode terapi yang berbeda untuk membantu anak belajar bagaimana merasa lebih baik secara emosional, berinteraksi lebih baik dengan orang lain dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dalam banyak kasus, terapis akan menggunakan pendekatan apa saja yang terbaik bagi anak.

1. Terapi Kognitif
Terapi perilaku kognitif adalah satu yang paling umum dan jenis terapi yang berhasil untuk gangguan bipolar. Hal itu berfokus pada situasi dan masalah aktual saat ini. Terapi ini tertuju pada pikiran dan perasaan (kognitif) serta tindakan (perilaku) serta bagaimana saling mempengaruhi satu sama lain. Anak bisa belajar kemampuan khusus yang membantunya mengenali kapan ia mengalami distorsi persepsi terhadap persepsi, memodifikasi keyakinan, dan mengubahnya ke arah perilaku yang lebih pantas saat merespon situasi seperti itu.
Perawatan anak yang mengalami conduct disorder mungkin juga termasuk terapi bermain, saat ia terlibat pada aktivitas berbeda dalam upaya menciptakan kesempatan untuk mengarahkan frustasi, pilihan, dan pendekatannya. Hal ini cukup membantu bagi anak-anak yang belum bisa mengungkapkan perasaannya dalam kalimat.

2. Program Terapi Multimodalitas
Program terapi ini melibatkan seluruh anggota elemen kejidupan anak seperti keluarga, masayarakat dan sekolah. Sebaiknya terapi ini sesegera mungkin dilakukan, semakin terlambat dilakukan maka anak semakin sulit disembuhkan.

3. Terapi Medikasi
Medikasi dapat menjadi terapi tambahan yang berguna untuk sejumlah gejala yang sering terjadi pada gangguan konduksi. Agresi eksplosif yang jelas berespon terhadap beberapa medikasi. Antipsikotik, terjelas adalah haloperidol (haldol), menurunkan perilaku agresif yang menyerang yang mungkin ditemukan dalam berbagai gangguan.

4. Beberapa Cara Altenatif Lainnya
Dalam usaha memperbaiki dan membenahi sikap anak agar tidak lagi cenderung mengganggu, menyakiti, apalagi meyikasa sesamanya, perlu ditempuh pula cara-cara altenatif berikut ini:
  • Menjauhkan anak-anak—khususnya yang lemah—dari jangkauannya, sehingga tidak menjadi korban perbuatan buruknya.
  • Memperhatikan serat mengawasi tingkah lakunya, khususnya sewaktu ia berada di lingkungan baru
  • Menasihati serta mengingatkannya secara rutin bahwa perbuatannya itu buruk dan tercela
  • Memberi kesibukan kerja, bermain, atau beraktivitas positif lainnya. Itu agar anak-anak lain merasa aman dari gangguan perbuatan buruknya.
  • Memandang denan tajam adirinya memahami apa yang sedang dilakukannya
  • Memperingatkan anak-anak lain agar berhati-hati kepadanya. Kalau perlu, anjurkan untuk melawan perbuatan buruknya
  • Mengenali problem dan kesulitan yang tengah dihadapi sang anak, sehingga kita, mampu mencegahnya mengganggu dan menyakiti anak lain
  • Menyediakan sarana dan membangun lingkungan yang dapat menciptakan ketenangan dan kedamaian jiwa sang anak
  • Dalam lingkungan keluarga, setiap anak diberi tempat tertentu yang tidak boleh diutak-atik anak lain. Itu dimaksudkan agar di antara mereka tidak terjadi upaya saling mengganggu dan menyakiti


Sumber:

Kaplan, H.I, Benjamin J.S, & Jack A.G. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Qaimi, A. 2004. Keluarga dan Anak Bermasalah. Bogor: Cahaya.

Singer, C & Sheryl Gurrentz. 2004. Menangani Gangguan Manik-Depresif pada Anak. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Komputer yang Cerdas Apakah Bisa Menggantikan Manusia??


Telah kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Itu karena manusia memliki akal dan pikiran yang tidak dimiliki makhluk lain.


Perkembangan dunia semakin cepat, itu membuktikan akal dan pikiran manusia yang semakin berkembang pula. Telah banyak hal-hal yang telah manusia ciptakan, salah satunya adalah benda-benda canggih berteknologi tinggi.


Diantara benda canggih itu adalah komputer. Siapa yang tidak mengenal komputer? Alat cerdas ini telah sebagian besar membantu proses kerja manusia dengan lebih singkat. Komputer tidak hanya terpatok pada sebuah layar, keyboard dan mouse, namun semua alat canggih yang menggunakan mesin yang membantu kerja manusia cepat selesai dapat dikatakan sebagai komputer. Misalnya saja alat untuk mendeteksi alat kelamin bayi yang ada di dalam kandungan apakah itu perempuan atau laki-laki, mendeteksi kelainan janin lebih dini dan gerakan janin dapat dilihat jelas seperti melihat film animasi, digunakanlah USG (Ultra Sono Grafi). Ataupun misalnya CCTV (Closed Circuit Television), penggunaan kamera video untuk mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor.


Manusia memiliki 5 alat indera dan ini pun tidak jauh berbeda seperti yang ada di komputer. Jika manusia memiliki mata untuk melihat, komputer memiliki scanner. Jika manusia memiliki hidung untuk mencium bau, komputer memiliki sensor asap. Jika manusia memiliki telinga untuk mendengar, komputer memiliki sensor suara. Jika manusia memiliki kulit untuk merasakan raba atau sentuhan, komputer memiliki sensor suhu. Jika manusia memiliki mulut untuk makan, komputer…..???


Lalu apakah komputer yang cerdas dapat menggantikan manusia?? Bagaimana pun juga komputer adalah alat yang dikendalikan oleh manusia. Sedangkan manusia, tentu saja yang mengendalikan semuanya adalah dirinya sendiri.


Jadi kawan, siapa yang lebih cerdas menurut kalian? ;)



mellanie_imoet
Eli seorang gadis cilik....

Tak begitu banyak yang diketahui gadis cilik, dekil, dan ingusan ini. Dia berjalan menyusuri jalan raya, yang menjadi bagian dari hidupnya. Sejak lahir dia tidak tahu siapa ibu dan bapaknya, karena begitu dia lahir dia langsung di jual kepada orang yang membuat hidupnya kini harus bersahabat dengan jalanan. Sungguh tega orang tua yang menjualnya hanya untuk uang lima ratus ribu rupiah dan alasan mereka adalah karena mereka miskin dan tidak bisa menghidupi 5 orang anaknya yang saat itu masih kecil-kecil.

Eli, gadis cilik yang dijual ibu bapaknya, kini harus mencari uang untuk menghidupi dirinya sendiri dan orang yang mengasuhnya atau lebih tepatnya orang yang membelinya. Tidak hanya Eli, tapi masih ada teman-teman Eli lainnya yang bernasib sama. Mereka pasrah akan kehidupan yang mereka jalani saat ini.

Eli, gadis cilik yang bermimpi menjadi menteri, yang setiap pagi melihat anak-anak berangkat sekolah dari seberang jalan, sambil duduk di trotoar. Membaca pun dia tidak bisa, dia hanya bisa menghitung uang receh demi receh. Huruf yang dia tahu hanya E, L, dan I.

Eli, gadis cilik yang tidak tahu apa itu cinta dan kasih sayang, karena kerasnya kehidupan yang jauh dari orang yang dicinta, membuat hatinya sekeras batu. Berteman dengan kepalsuan, kekerasan, ketamakan adalah sesuatu yang sering dijumpainya setiap hari. Tapi dia masih begitu hijau untuk mengenal itu semua.

Eli, gadis cilik yang tak seorang pun menyayanginya, berusaha meminta belas kasihan dari setiap orang yang dia temui setiap hari. Tapi dia masih belum juga menemukan orang yang menyayanginya dengan tulus.

Eli, gadis cilik yang setiap malam menangis, kedinginan melanda relung hatinya.

Eli, gadis cilik yang selalu mencari jawaban dari apa yang dia dengar dan dia lihat.

Eli, gadis cilik yang masih rapuh,,,

Namun tertanam kokoh di hatinya untuk tetap bertahan walau harus tertatih.



mellanie_imoet

E-learning

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.[1]

Disamping e-learning yang mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis, e-learning juga mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.

Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
  • Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
  • Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
  • Mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Sedangkan kekurangan e-learning adalah kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar).[1]

E-learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.[2]

Salah satunya adalah program Tutorial. Tutorial merupakan suatu program yang dirancang untuk bertindak sebagai tutor atau guru. CAI tutorial menyajikan informasi atau konsep baru melalui monitor, dan siswa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan informasi atau konsep baru tersebut. Komputer berperan layaknya sebagai seorang guru. Siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam proses belajarnya dengan berinteraksi dengan komputer. Materi pelajaran dalam satu sub pokok bahasan disajikan lebih dulu kemudian diberikan soal latihan. Respon siswa kemudian dianalisis komputer dan siswa diberi umpan balik sesuai dengan jawabannya (Gifalytwinsa, 2010). [3]

Sumber :
[1] Anonim . (2010). Pembelajaran elektronik. http://en.wikipedia.org/wiki/E-learning.
[2]http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=comcontent&task=view&id=13&Itemid=39
[3] Gifalytwinsa. (2010). Model pembelajaran cai dan penerapannya di sd. http://gifalytwinsa.wordpress.com/2010/01/07/model-pembelajaran-cai-dan-penerapannya-di-sd/.



Selasa, 06 April 2010

When I Fall In Love
-Michael Bolton-


When I fall in love it will be forever
Or I'll never fall in love
In a restless world like this is
Love has ended before it's begun
And too many moonlight kisses
Seem to cool in the warmth of the sun

When I give my heart it will be completely
Or I'll never give my heart
And the moment I can feel that you feel that way too
It's when I fall in love with you

And the moment I can feel that you feel that way too
It's when I fall in love with you

Minggu, 03 Januari 2010

APAKAH CEMAS, STRESS, DAN DEPRESI ITU?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia tak luput dari adanya masalah kahidupan yang kerap kali mengganggu pikiran kita ataupun perubahan-perubahan sosial yang serba cepat yang dapat mempengaruhi nilai-nilai moral, etika, dan gaya hidup. Tidak semua orang mampu menyelesaikan masalahnya ataupun menyesuikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada akhirnya akan mengalami cemas, stress atau bahkan depresi.
Jadi apakah cemas, stress, dan depresi itu sebenarnya? Berikut pengertian dari ketiganya.

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.

Tipe kepribadian pencemas:
  • cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang
  • memandang masa depan dengan rasa was-was
  • kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam panggung)
  • sering merasa tidak bersalah, meyalahkan orang lain
  • idak mudah mengalah, suka “ngotot”
  • gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
  • sering mengeluh ini dan itu (keluhan somatik, khawatir berlebihan terhadap penyakit)
  • mudah tersinggung, suka membesarkan masalah yang kecil
  • bila mengemukakan sesuatu seringkali diulang-ulang
  • kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris

Bentuk-bentuk gangguan kecemasan:
  1. Gangguan Kecemasa Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder/GAD), secara klinis selain gejala cemas yang biasa, disertai dengan kecemasan yang menyeluruh dan menetap (paling sedikit berlangsung selama satu bulan).
  2. Gangguan Panik, gangguan panik ini yaitu kecemasan yang datangya mendadak disertai oleh perasaan takut mati, disebut juga serangan panik (panic attack).
  3. Gangguan Phobik, gangguan phobik adalah salah satu bentuk kecemasan yang didominasi oleh gangguan alam pikir phobia. Phobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek, aktivitas atau situasi tertentu, yang menimbulkan suatu keinginan mendesak untuk menghindarinya.
  4. Gangguan Obsesif –Kompulsif, obsesi adalah suatu kecemasan yang didominasi oleh pikiran yang terpaku dan berulang kali muncul, sedangkan kompulsi adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sebagai konsekuensi dari pikiran yang bercorak obsesif tadi

Stress (Hans Selye, 1950) adalah respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya dimana yang bersangukan mengalami beban pekerjaan atau masalah yang berlebihan.

Tipe-tipe kepribadian (pola perilaku)
1. Tipe A (yang beresiko tinggi terkena stress)
  • ambisius, agresif, dan kompetitif (suka persaingan), banyak jabatan rangkap,
  • kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah,
  • cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam,
  • bekerja tidak mengenal waktu (workaholic),
  • tidak mudah dipengaruhi, kaku,
  • bila berlibur pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai,
  • berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali, dll.

2. Tipe B (yang tidak beresiko tinggi terkena stress)
  • ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif
  • sehat dalam berkompetisi serta tidak memaksakan diri,
  • penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung,
  • cara bicara lancar tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat,
  • apat mengatur waktu dalam pekerjaan,
  • tidak kaku,
  • dapat membebaskan diri dari segala macam problema kehidupan dan pekerjaan manakala sedang berlibur,
  • mampu mengendalikan diri, dll.

Depresi adalah gangguang perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup.

Ciri kepribadian depresif:
  • pemurung, sukar untuk bisa senang, sukar untuk merasa bahagia,
  • pesimis menghadapi masa depan,
  • memandang diri rendah,
  • mudah merasa bersalah dan berdosa,
  • mudah mengalah,
  • enggan bicara,
  • mudah merasa sedih, haru, menangis,
  • erakan lamban, lemah, lesu, kurang energik,
  • seringkali mengeluh sakit ini dan itu,
  • mudah tegang, gelisah,
  • serba cemas, khawatir, takut,
  • tidak ada kepercayaan diri,
  • suka menarik diri, pemalu, pendiam,
  • tidak ada kepercayaan diri, dll.

Macam-macam depresi:
  1. Depresi Pasca Kuasa, dimana seseorang yang memiliki jabatan kemudian suatu saat jabatan itu hilang, hilang pula kekuasaan dan kekuatannya, dampaknya adalah terganggunya keseimbangan mental emosional dengan munculnya berbagai keluhan fisik, kecemasan dan depresi.
  2. Depresi Neurotik (Gangguan Distimik), suatu gangguan afek (mood) yang menahun dan mencakup gambaran afek (mood) depresif atau hilangnya minat atau rasa senang di dalam semua aktivitas kehidupan yang biasa dilakukan.
  3. Depresi Siklotimik, seseoraang yang mengalami gangguan ini paling sedikit dalam kurun waktu dua tahun mengalami gangguan alam perasaan (affect/mood) ini, yang mencakup suatu saat yang bersangkutan dalam episode depresif dan pada saat yang lain mengalami episode hipomanik.
  4. Depresi Pasca NAZA, sebagaimana yang kita ketahui bahwa penyalahgunaan NAZA dapat mengakibatkan ketagihan dan ketergantungan. Apabila yang bersangkutan menghentikannya, maka ia akan jatuh kedalam kecemasan dan atau depresi. Oleh karena itu ia akan memakai NAZA, semakin lama semakin bertambah takarannya (dosis) dan semakin banyak frekuensi pemakaiannya.

Semoga bermanfaat yaaa.... ^,^b


Daftar Pustaka
Hawari, D. (2001). Manajemen stress, cemas, dan depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.