Jumat, 26 April 2013

Sanggupkah.....????

jadilah engkau lelaki sejantan ali
aku tahu aku tak secantik fatimah yang kau cari sementara kau umpama ali yang di nanti
dan yang ku tahu bagi Ali,cinta adalah mengambil kesempatan atau mempersilahkan 
mengambil kesempatan itu di sebut keberanian
mempersilakan itu di sebut pengorbanan
cinta tak punya mata untuk memaksa,ia hidup dalam pilihanNya,di pilih oleh takdir,memilih dalam takdir
walau ibnu qayyim pernah mengatakan
cinta adalah yang menggerakan orang yang mencintai untuk mencari yang di cintai
Cinta yg berlandaskan keimanan dan ketaqwaan akan dibalas dengan kebahagiaan

tapi...yakin saja sesuatu yang sudah di takdirkan menjadi hak kita,Allah tidak akan biarkannya menjadi milik orang lain 

Sumber, Iyang Clois



Sekelumit kata-kata diatas menggambarkan betapa hamba Allah SWT mendambakan seorang lelaki yang mampu hidup bersamanya dengan keadaan yang seadanya, namun jauh dari itu semua...cinta yang tuluslah yang akhirnya akan membimbingnya ke jalan Allah azza wajalla.
Hmmmm...seandainya saja bisa seperti itu, mencintai tanpa henti...subhanallaaaaah...sungguh indah Ya Rabb... :)

Fenomena akhir-akhir  ini tentang beristri banyak (poligami) ataupun tentang perselingkuhan memang marak terjadi, ya benar di ajaran saya -Islam- cukup 4 istri saja, itu pun mana ada manusia yang seadil Baginda Rasulullah Muhammad. Rasa cemburu telah Allah tanamkan dalam setiap jiwa insan manusia, bahkan Aisyah  pun cemburu terhadap Siti Khadijah yang ketika telah wafat. Tanpa itu bagaimana kita tahu jika orang-orang di sekitar kita menyayangi kita? Ini salah satu tolak ukur yang -menurut saya- akurat untuk mengetahui seberapa besar seseorang peduli terhadap kita. 

Walaupun didalam agama saya sendiri poligami itu halal, tapi saya amat sangat membencinya, YA SAYA MEMBENCINYA!! Karena saya tak setegar Siti Hajar. Mungkin dari luar terlihat bahagia, namun siapa yang tahu bila di dalam hatinya  hancur lebur berkeping-keping?? Rasanya sulit mengatur keadilan dan kasih sayang bila istri lebih dari satu, bahkan yang ada hanya kebohongan, tamak (untuk dapat menghidupi keluarga), serta cemburu antar istri yang berbeda.

Ada perbincangan yang saya kutip dari comment blog sebelah yang kira-kira isinya seperti ini:
~Perlu disimak dan dipikirkan lagi- lebih dalam- pembicaraan mbak Asma dengan Pak Haris (di kisah 'Kalau Saya Jatuh Cinta Lagi) : 
"...... jika saya menikah lagi, pertama, kebahagiaan dengan istri kedua belum tentu,.. karena tidak ada jaminan untuk itu. Apa yang diluar kelihatan bagus, dalamnya belum tentu. Hubungan sebelum pernikahan yang biasanya indah belum tentu akan terealisasi indah. 
Sementara luka hati istri pertama sudah pasti dan itu akan abadi. Sekarang, bagaimana saya melakukan sebuah tindakan untuk keuntungan yang belum pasti, dengan mengambil resiko yang KERUSAKANNYA PASTI DAN PERMANEN???~

Entah mungkin menurut mereka -kaum lelaki- hal seperti ini adalah untuk menyempurnakan agamanya. Namun apakah betul itu sebagai alasan utama? Karena yang saya lihat dari kasus-kasus yang ada umunya berawal dari hawa nafsu yang tidak bisa dibendung, lalu mereka berselingkuh atau justru menikah diam-diam yang akhirnya hanya akan membawa kemelut rumah tangga yang semakin kacau, yang ujungnya adalah mengorbankan hati sang anak?

Saya sangat bangga dengan wanita-wanita yang berhati baja, menikah dengan lelaki pujaan hati yang -awalnya- saling mencintai, membangun rumah tangga dari nol, memiliki buah hati tercinta yang sangat lucu, membanting tulang membangun usaha bersama untuk menghidupi keluarga kecilnya, lalu ketika usaha yang ditapakinya berhasil dan sukses, Allah memberikan ujian kepada sang Imam rumah tangga dengan hadirnya wanita idaman lain. Hancur lebur hati sang istri dan anak-anaknya?Sudah pasti...

Lalu tidakkah mereka sadar jika setiap tetesan air mata wanita dalam do'anya maka tidak saja tembus hingga langit ke tujuh namun seluruh malaikat akan mengamininya, dan memohon langsung kepada Allah SWT untuk mengabulkan do'anya? Subhanallaaaah....Tidakah meraka memikirkan itu??

Hmmmmm..... masih beranikah berpoligami???



*perbincangan terakhir kami adalah:
"...untuk saat ini tidak terfikirkan masalah (poligami) itu."
namun saya jadi paranoid, saya takut jika hal itu menimpa saya...karena kata-kata "saat ini" berarti akan ada kemungkinan dia berubah fikiran untuk melakukan hal itu....na'uzdubillah himindzalik...*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar