Selasa, 04 Oktober 2011

Menapakimu......Lawu (Part 1)

“….semburat jingga di ufuk timur, membawa kembali kenangan yang telah lama mengendap di sudut jiwa….” 

"Nanti di sana bakalan dingin lho neng”, ucap kakak lelakiku memperingatkan berkali-kali. Sampai aku pusing sendiri mendengarnya.
Dia mempersiapkan semua perlengkapan mendakiku. Sebenarnya yang mau mendaki gunung itu aku atau kakakku sih? Aku pun tahu apa-apa saja yang harus di bawa. Karena sering sekali kakakku bercerita tentang pengalaman pendakiannya di berbagai daerah, apa saja yang harus di bawa, menjaga kelakuan kita selama mendaki, dan lainnya. Pernah dia menjajikan aku untuk turut serta mendaki bersamanya, tapi sampai sekarang tak pernah terwujud. Aku juga memaklumi, dia yang seorang pekerja mana ada waktu untuk menaklukan gunung tinggi lagi. Ditambah lagi statusnya sekarang yang sudah berumah tangga.
“Bawa jaketnya yang tebel, biar ga kedinginan”, kata kakakku lagi.
“Iya maaas….ini udah bawa yang tebel”, jawabku meyakinkannya.
Seluruh perlengkapan sudah siap, waktunya aku berangkat. Setelah berpamitan pada kakakku dan iparku, aku langsung menuju stasiun Depok Lama. Di sanalah aku menunggu kawan-kawanku—lebih tepatnya, kawan-kawan baruku—untuk berangkat menuju stasiun Tanah Abang. Lumayan lama aku menunggu mereka. Aku menyapu semua wajah yang ada di stasiun itu, mungkin saja temanku Dewi sudah mununggu di sana. Tapi ternyata nihil. Tak ada satupun yang ku kenal. Oh iya, Dewi ini yang mengajakku naik gunug. Cuma dia yang ku kenal, selebihnya tidak. Ku tekan-tekan ponselku, mencoba mengabarkan dia kalau aku sudah sampai stasiun Depok Lama.
Lama berselang dan waktu menunjukkan pukul 15.28 WIB,,,Ponselku berbunyi,”Mee…di mana? Aku udah nyampe ni!” ucapnya dari seberang telepon, ternyata Dewi yang menelponku.
Aku langsung berdiri dari dudukku dan melihat sekeliling, “Aku juga udaaah…kau dimana?”
“Me, me, me! Aku liat kamu…liat ke depan deh ada yang segerombolan kan? Aku pake kerudung pink..”
Dan ternyataaaa……TARAA!!! AKU SALAH PERON! Ooooh sungguh memalukan! Ceroboh, sepertinya sudah menjadi teman baikku, hmmm…
“Oh iya udah keliatan…”, langsung kututup ponselku dan segera menghampiri mereka dengan senyum yang dipaksakan untuk menutupi rasa maluku.
Disanalah aku mengenal Ripal, Dado, dan Zibow. Sikap ketiga kawan baruku ini cukup bersahabat, aku pun merasa nyaman berbincang bersama mereka. Kami berlima berencana untuk menaklukan Gunung Lawu yang letaknya di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur.
Tak berapa lama, kereta Ekonomi AC yang kami tunggu datang juga. Kami pun langsung berangkat menuju Tanah Abang. Sesampainya disana kami pun langsung memesan tiket. Kali ini kereta yang kami tumpangi adalah kereta ekonomi tujuan Solo Jebres—padahal tadi ketika aku di kereta Ekonimi AC, kakak meneleponku dan bertanya naik kereta apa menuju Solo? Aku bilang padanya kalau kami nanti akan naik kereta Bisnis—
Ketika adzan maghrib berkumandang, aku langsung mencari mushola untuk melakukan shalat maghrib. Kebetulan Dewi sedang berhalangan, jadi dia absen dulu dari shalat lima waktu. Sedangkan yang lainnya, mereka titip doa saja katanya padaku, sambil terkekeh aku menggelengkan kepala.
Selesai shalat aku langsung memakai sepatuku, khawatir mereka lama menungguku. Ternyata Dewi menungguku shalat dan dia berkata,”Me, kayaknya ada sedikit masalah deh…”
“Hah?! Masalah?!
 
To be continue…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar